markoinbangkok.com

Dinamika Konflik Myanmar: Pemberontak Capai Kemenangan Sementara Junta Berjuang Pertahankan Kendali

markoinbangkok.com – Para analis telah melaporkan kepada DW bahwa militer Myanmar mengalami kekurangan tenaga dan menghadapi serangkaian kekalahan di seluruh negeri. Situasi ini menjadi lebih jelas setelah kota Myawaddy, yang terletak dekat perbatasan Thailand dan memiliki nilai strategis ekonomi, berhasil direbut oleh pasukan prodemokrasi.

Peran Myawaddy dalam Konteks Perdagangan dan Konflik

Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), bagian dari Persatuan Nasional Karen (KNU) dan anggota aliansi antijunta, telah mengambil alih kota Myawaddy. Kejatuhan kota ini tidak hanya simbolis tetapi juga memiliki dampak penting terhadap jalur perdagangan yang menghubungkan Thailand dan Myanmar, dengan nilai transaksi miliaran dolar AS yang terancam.

Gerakan Oposisi Meningkatkan Tekanan

Pemberontak terus menekan pasukan yang dikendalikan oleh Dewan Administrasi Negara SAC di wilayah lain seperti Kachin, Arakan, Karenni, dan Shan. Analis independen Myanmar, David Scott Mathieson, menyebutkan kepada DW bahwa SAC menghadapi kemunduran di beberapa lokasi penting.

‘Operasi 1027’: Serangan Strategis Oposisi

Seiring dengan meningkatnya tindakan protes, oposisi melancarkan ‘Operasi 1027’ di Negara Bagian Shan pada bulan Oktober 2023. Serangan ini berhasil merebut puluhan kota dan pos militer, memberikan momentum kepada kelompok oposisi dan meningkatkan intensitas konflik ke tingkat nasional.

Analisis Profesor Zachary Abuza Mengenai Strategi Junta

Zachary Abuza, profesor di National War College, Washington, menyoroti bahwa junta militer dilemahkan oleh pertempuran di delapan zona berbeda, dengan pasukan yang tersebar tipis dan tidak mampu memecah serta menaklukkan kelompok pemberontak. Ini memungkinkan berbagai kelompok etnis dan pasukan oposisi untuk memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan.

Situasi di Rakhine dan Tantangan di Ibu kota

Di Rakhine, Tentara Arakan (AA) memperoleh keuntungan strategis setelah berakhirnya gencatan senjata. Serangan terhadap ibu kota Myanmar, Naypyidaw, menggunakan roket dan drone menandakan bahwa tidak ada tempat yang aman dari jangkauan pemberontak.

Respon Junta terhadap Kekalahan: Perekrutan dan Pembalasan

Junta militer berupaya meningkatkan kekuatan dengan mengimplementasikan wajib militer dan menargetkan perekrutan anggota baru. Meskipun militer mengalami tekanan, mereka masih memiliki sumber daya yang cukup untuk mundur dan bertahan.

Kecemasan KNU terhadap Pembalasan Junta

Padoh Saw Taw Nee, juru bicara KNU, menyatakan kekhawatiran atas potensi pembalasan keras junta pasca kejatuhan Myawaddy, berdasarkan pola serangan balik junta di masa lalu.

Situasi di Myanmar saat ini menggambarkan persaingan kekuatan yang fluid antara junta dan pasukan pemberontak. Dengan pemberontak yang memperoleh kemenangan strategis dan junta yang mencoba mempertahankan kendali melalui berbagai strategi, konflik ini berpotensi memasuki fase kritis yang akan mempengaruhi arah masa depan Myanmar.

Tentang Penulis

markoinbangkok