Wat Arun, atau yang dikenal sebagai “Candi Fajar”, berdiri megah di tepi barat Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand. Candi ini memikat ribuan wisatawan setiap tahun dengan arsitekturnya yang unik dan kemegahan siluetnya saat matahari terbit maupun terbenam. Pemerintah Thailand merawat kompleks suci ini dengan baik, menjadikannya salah satu destinasi budaya paling ikonik di negeri Gajah Putih.
Arsitek kuno merancang Wat Arun dengan detail luar biasa. Mereka membangun menara utama (prang) setinggi sekitar 70 meter, lalu menghiasinya dengan pecahan keramik dan porselen berwarna-warni yang memantulkan cahaya matahari secara memukau. Saat pagi menjelang, cahaya fajar menyinari menara tersebut dan menciptakan kilau yang memancarkan keindahan spiritual.
Pengunjung bisa menaiki tangga curam di sisi menara untuk melihat pemandangan kota Bangkok dan aliran Sungai Chao Phraya dari ketinggian. Banyak wisatawan medusa 88 memanfaatkan momen ini untuk mengabadikan keindahan panorama dengan latar langit oranye keemasan.
Selain menawarkan keindahan visual, Wat Arun juga memancarkan nilai historis dan religius. Raja Taksin menganggap candi ini sebagai simbol kebangkitan Siam setelah kejatuhan Ayutthaya. Sejak saat itu, para penguasa Thailand menghormati Wat Arun sebagai lambang harapan dan kekuatan spiritual.
Para biksu Buddha juga tetap menjalankan ritual keagamaan di kompleks ini. Wisatawan yang datang sering menyaksikan upacara doa pagi, memberi persembahan, dan merasakan atmosfer sakral yang tenang.
Dengan segala keunikan arsitektur, nilai sejarah, dan suasana religius yang mendalam, Wat Arun berhasil mencuri perhatian siapa pun yang berkunjung. Candi Fajar ini tidak hanya berdiri sebagai monumen keagamaan, tetapi juga sebagai simbol pesona abadi budaya Thailand di tepi Sungai Chao Phraya.